PemanfaatanSerbuk Kayu. Pemanfaatan yang paling utama pada serbuk kayu yaitu dijadikan bahan campuran dalam pembuatan papan partikel. Serbuk kayu disatukan dan lem supaya menjadi papan. Tidak hanya itu saja, serbuk kayu tersebut juga bisa diolah menjadi pulp dan menjadi kertas. Pemanfaatan untuk pertanian maka serbuk kayu bisa digunakan untuk KamiMenjual dan memproduksi tepung kayu grajen (serbuk Gergaji) Jati / Mahoni / Campuran / Kayu Kalimantan / Kayu jawa / Albasiah / Merbaung / Trembesi / Kamper / Lengket dll, dengan tingkat kehalusan 60 mesh, 80 mesh, 140 mesh ke atas dengan kapasitas produksi 1000 - 2500 ton per bulan. Contoh kasus : pada satu papan kayu dengan ukuran Mediapengeringan: papan / kayu / kawat strimin; Cara Membuat Briket Sekam Padi: Encerkan 1 bagian tanah liat / pati dengan 9 bagian air; Ambil 1 bagian larutan yang terbentuk kemudian tambahkan 7 bagian arang sekam padi; Aduk hingga merata menjadi adonan yang siap dicetak; Masukkan adonan kultur penduduk ke dalam bambu / pipa lalu dipadatkan Carayang digunakan untuk menghitung kubikasi pada kayu log atau gelondong berbeda dengan cara untuk menghitung kubikasi kayu gergajian atau kayu yang sudah berbentuk papan. Hal ini dikarenakan secara fisik bentuk antara keduanya berbeda. Jadi masing-masing mempunyai rumus sendiri-sendiri untuk menghitung nilai kubikasinya. Pembuatannya: 1. Masukan Air kedalam drum lalu panaskan di atas tungku 2. Setelah air mendidih, masukan tepung tapioka sekitar 30% dari umlah air aduk aduk terus 3. setelah kurang lebih 3 menit masukan serbuk gergaji sekitar 60% dari julah air+tepung, yang telah diayak sebelumnya,untuk memisahkan sampah, aduk terus hingga menjadi kental. 4. IniMerupakan Proses Pemotongan Kayu, ini bukan kayu hutan tapi kayu yang ada di ladang . Currently, wood craftsmen have a lot of fans, which is directly proportional to the number of forests and trees that are currently decreasing. Moreover, the use of wood to make boards only uses 50-70% of a tree. The rest will be waste that is simply thrown away or burned. Like the village that we carried out this activity, in Pacellekang Village, Patallassang District, Gowa Regency. In the end we chose to reprocess the remaining sawdust to make handicrafts which of course have economic value in order to create jobs. In addition, the purpose of this activity is to make the people in Pacellekang Village more creative, innovative and productive in the post-covid-19 pandemic. In this handicraft production activity, we have provided training to the public about production, to marketing through digital marketing. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 237 Pengolahan dan Pemanfaatan Sisa Serbuk Pengrajin Kayu dalam Menunjang Sektor Ekonomi Lokal di Kabupaten Gowa ¹Filandia Rifdian, 1Muh. Adnan, 1Reni Arwanda, 1Sity Melindah, 1Nur Adfirayanti Danial 1Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar Bongaya, Indonesia Korespondensi Abstract Currently, wood craftsmen have a lot of fans, which is directly proportional to the number of forests and trees that are currently decreasing. Moreover, the use of wood to make boards only uses 50-70% of a tree. The rest will be waste that is simply thrown away or burned. Like the village that we carried out this activity, in Pacellekang Village, Patallassang District, Gowa Regency. In the end we chose to reprocess the remaining sawdust to make handicrafts which of course have economic value in order to create jobs. In addition, the purpose of this activity is to make the people in Pacellekang Village more creative, innovative and productive in the post-covid-19 pandemic. In this handicraft production activity, we have provided training to the public about production, to marketing through digital marketing. Keywords Economy, powder, processing, utilization, wood Abstrak Pengrajin kayu saat ini sangat banyak penggemarnya, berbanding lurus dengan jumlah hutan dan pohon yang saat ini terus berkurang. Apalagi pemakaian kayu untuk membuat papan hanya menggunakan 50 – 70 % saja dari sebuah pohon. Sisanya akan menjadi limbah yang hanya dibuang atau di bakar. Seperti desa yang kami lakukan kegiatan tersebut, di Desa Pacellekang kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa. Pada akhirnya kami memilih untuk mengelolah kembali sisa serbuk kayu untuk dijadikan kerajinan tangan yang tentunya mempunyai nilai ekonomi agar dapat menciptakan lapangan kerja. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini agar masyarakat di Desa Pacellekang lebih kreatif, inovatif serta produktif di masa pasca pademi covid-19. Dalam kegiatan produksi kerajinan tangan ini, kami telah memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang produksi, hingga pemasaran melalui digital marketing. Kata kunci Ekonomi, kayu, pemanfaatan, pengolahan, serbuk PENDAHULUAN Serbuk kayu ialah salah satu bahan sisa dari proses produksi kayu yang kerap terbuang begitu saja. Dalam prakteknya, hasil sisa dari olahan kayu tersebut sesungguhnya mempunyai banyak sekali manfaat jika kita mampu mengelolanya kembali. Selain itu manfaatnya kita dapat menggunakan menjadi media tanam yang baik, Untuk proses produksi pembuatan furniture biasanya serbuk kayu sudah tidak digunakan lagi. Tentunya kami disini ingin memberikan sedikit ide tentang pengolahan serbuk kayu yang awalnya hanya dibuang saja untuk dijadikan sebuah kerajinan tangan yang tentunya bernilai. Menurut Wiadi tahun 2022 pengelolaan serbuk kayu yang dioptimalkan hingga tercipta suatu produk yang tentunya mempunyai nilai bisnis yang lumayan tinggi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat 1. Kerajinan tangan merupakan sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang serta membuahkan hasil atau output benda yang tentunya memiliki nilai tertentu. Menurut Munawir tahun 2015, kerajinan adalah suatu kegiatan ekonomi kreatif yang merupakan kegiatan kreatifitas yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi suatu produk yang dihasilkan para pelaku kerajinan 2. Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 238 Menurut Patriansah, dkk tahun 2022 Industri kerajinan adalah suatu wadah usaha atau kegiatan memproses bahan baku hingga dijadikan output barang jadi yaitu barang hasil kerajinan 3. Menurut Akhmad, dkk tahun 2017 pada dasarnya pemerintah dan Bank Indonesia dapat mengembangkan aturan untuk memudahkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Masyarakat UMKM dalam akses permodalan. Keberhasilan perbankan tidak lepas dari faktor kemanusiaan, karena bisnis perbankan sangat banyak, sebagai bisnis jasa tergantung pada prinsip kepercayaan 4. Usaha kreatif dapat menunjang strategi kegiatan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan kerja 5. Para pelaku usaha sebenarnya perlu berfikir secara mendalam tentang teknik strategi dalam pemanfaatan produk yang dihasilkan dengan baik itu produk utama maupun sampingan. Apalagi produk utama mempunyai manfaat dan faedah yang bisa digunakan sebagai produk sampingan yang dapat menambah pendapatan sehingga dapat meningkatkan ekonomi bagi pelaku usaha. Hal ini dapat dilihat dari kajian yang dilakukan oleh Ridjal tahun 2018 yang menyatakan bahwa strategi dapat mempengaruhi keputusan terutama strategi biaya rendah/low cost 6. Dengan pemanfaatan keputusan dalam membuat produk sampingan adalah hal yang mutlak dan mesti dilakukan oleh para produsen dalam memenangkan persaingan. Justru pada masa sekarang para pelaku pasar berlomba-lomba menciptakan strategi dimana sistem pemasaran dikemas secara baik menggunakan teknologi seperti produk e-commerce melalui digital marketing, sistem pembayaran, media promosi yang dimediasi oleh pihak perbankan. Dari hasil penelitian Akhmad, dkk tahun 2015 bahwa faktor teknologi informasi memiliki peran sangat berpengaruh, mulai dari sektor keuangan karena dapat memengaruhi sektor lainnya khususnya industri perbankan7. Dilihat dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan Pertama, perkembangan teknologi informasi di Indonesia, perkembangan dan pengetahuan teknologi tentang mobile bangking, perkembangan ilmu pengetahuan, kecepatan transfer teknologi transaksi perbankan dan kemajuan teknologi informasi real-time sangat penting; dan Kedua, Kemampuan inovasi produk citra merek dan reputasi yang lebih baik, lebih kuat, layanan perbankan yang lebih profesional baik, fasilitas perbankan yang lebih berbeda, internet banking yang berbeda wajib dilakukan oleh setiap lembaga keuangan dalam memenangkan kompetisi 8. Dan pastinya tidak lepas dari sumber daya manusia yang unggul 9. METODE Metode kegiatan ini adalah pelatihan tentang pengolahan sisa serbuk kayu. Dimana serbuk kayu ini hasil dari mesin penghalus untuk pembuatan furniture. Misalnya 1 batang kayu mempunyai diameter 0,5 meter dan panjangnya 3 meter. Biasanya panjang dan lebar sebuah balok yaitu 3 meter dan 6 centimeter, sehingga 1 pohon kayu hanya dapat menghasilkan 6 batang papan. Jadi, 6 batang papan hanya menggunakan ± 70 % dari 1 pohon kayu tadi dan sisanya dijadikan sisa kayu dan lain sebagainya. Setelah jadi 6 batang papan tersebut, lanjut ke proses serut dengan menggunakan mesin serut kayu agar papan tersebut lurus dan rapi. Untuk membuat furniture lainnya tentunya akan melalui mesin penghalus hingga banyak menyisahkan sisa atau serbuk kayu yang biasanya hanya dibuang saja Dalam pelatihan ini kami menggunakan serbuk kayu halus untuk menjadi suatu kerajinan tangan yang bernilai kepada masyarakat desa pacellekang, yang dihadiri ± 17 orang terdiri dari pelaku usaha pembuatan lemari, anggota Bumdes, serta masyarakat desa pacellekang. Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Pacellekang mulai dari rangkaian cara pemilihan serbuk kayu, hingga menjadi sebuah produk kerajinan tangan. Dalam melakukan penyuluhan tentang pelatihan pembuatan kerajinan tangan kami melibatkan dosen pembimbing dan 5 orang mahasiswa. Selain melakukan pelatihan pembuatan produk kerajinan tangan kami juga memberikan pelatihan tentang pemasaran produk mulai dari pengemasan produk yang Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 239 kreatif agar menambah daya tarik konsumen, hingga pelatihan pemasaran menggunakan sistem digital marketing. Selain pelatihan produksi dan pemasaran kami juga memberikan pelatihan mengenai manajemen keuangan agar kedepannya masyarakat dapat mengetahui cost dari produk, menentukan harga jual, serta menata pembukuan keuangan yang baik dan benar. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang kami lakukan yaitu selama ± 1 Bulan. Tanggal pelaksanaan pengabdian yaitu mulai 13 Juli 2022 sampai 11 Agustus 2022. Untuk program kegiatan kerja telah kami lakukan seminar di aula kantor desa dan telah diberikan pelatihan kepada masyarakat desa DAN PEMBAHASANAdapun kegiatan yang kami lakukan adalah tahap persiapan mulai dari melakukan kordinasi kepada kepala desa, sekertaris desa, kepala dusun, pelaku usaha kayu, serta masyarakat untuk permohonan izin melakukan program kegiatan kerja dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Setelah kami melakukan observasi, kami memilih salah satu mitra produksi furniture yang ada di desa pacellekang tepatnya berada didusun pa’ bundukang. Di tempat pembuatan furniture di desa pacellekang memproduksi lemari, meja, rangka kursi sofa dll. Tetapi untuksisa serbuk kayu dari sisa produksi tidak dimanfaatkan dengan semestinya. Maka dari itu kami melakukan program untuk memanfaatkan sisa hasil serbuk kayu untuk pembuatan kerajinan tangan sehingga diharapkan kedepannya dapat menaikkan pendapatan ekonomi masyarakat di desa pacellekang. Gambar 1 Pertemuan Kepala Desa berserta Pelaku Usaha Furniture Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 240 Gambar 2 Tempat Pembuatan Furniture Pada gambar 1 terlihat pertemuan kepala desa, pelaku usaha furniture, kepala dusun, serta tokoh masyarakat dan mahasiswa. Pada gambar 2 terlihat tempat produksi furniture di dusun pa’ bundukang. Gambar 3 Hasil Produk Bahan Baku adalah serbuk kayu gergaji, sagu, kayu papan/triplek, cat & thinner, botol air mineral 600 ml, air, besi kawat, lem korea. Adapun peralatan yang kami gunakan gergaji kayu, gunting, obeng, kuas, sendok, panci, baskom. Cara Pembuatan Kerajinan Tangan adalah 1. memilih serbuk kayu yang halus hasil dari gergaji, papan menggunakan gergaji kayu dengan ukuran 25 cm * 12 cm, air secukupnya di panci hingga mendidih sagu kedalam air mendidih dan aduk terus hingga mengental, mengental dan membentuk lem pindahkan ke dalam wadah dan campurkan dengan serbuk kayu ,lalu aduk hingga merata, merata bentuklah serbuk yang telah di campur dengan cairan sagu tadi hingga membentuk sebuah ayam maupun burung, berikan tulangan dari kawat agar campuran dapat berdiri kokoh, membentuk ayam atau burung dirikan di atas papan yang telah dibuat, 8. ukir bentuk ayam atau burung hingga menyerupai aslinya setelah selesai mengukir, botol air mineral Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 241 hingga dekat dengan penutup botolnya, 10. lalu keluarkan penutup botol dan paku kepapan serta lem tepat berhadapan dengan ayam yang telah terukir tersebut, 11. lalu sisa botol tersebut kita bentuk hingga menyerupai asbak dengan menggunakan campuran serbuk dan sagu, 12. setelah jadi asbak dan ukiran ayam lalu kita jemur 5-6 jam, 13. setelah proses penjemuran lakukan pengecetan pada kerajinan tangan tersebur hingga menyerupai wujud aslinya, 14. terakhir lakukan cet dengan menggunakan clear agar produk kelihatan lebih indah. Harga modal dari bahan mentah produksi relatif murah berkisar Rp. Buah. Karena rata-rata bahan bisa kita dapatkan dengan gratis, seperti serbuk kayu, potongan papan. Sementara untuk harga pasaran bisa kita sesuaikan dengan tingkat keunikan dan keindahan dari kerajinan tangan tersebut. Namun biasa dijual di pasaran mulai dari harga Rp. / Buah. Pada proses penyuluhan kami libatkan pegawai kantor desa, Bumdes, para tokoh masyarakat serta masyarakat desa pacellekang dengan cara menampilkan produk serta memaparkan proses pembuatan produk tersebut. Bedasarkan hasil pantauan kegiatan ini, diyakini program ini dapat memberikan dampak kepada masyarakat pacellekang dimana masyarakat dapat berinovasi dan mampu memproduksi kerajinan tangan ini sehingga kedepannya dapat membuka lapangan kerja dan mampu menaikkan pendapatan masyarakat didesa pacellekang. Selain itu dampak lain dari kegiatan ini adalah membantu meningkatkan kesadaran masyarakat desa pacellekang akan kebersihan serta pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan sisa serbuk kayu. KESIMPULAN Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai pemanfaatan sisa serbuk kayu di olah menjadi kerajinan tangan. Dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat menambah pendapatan bagi masyarakat desa pacellekang. Hal ini sependapat dengan pernyataan Wahyudi tahun 2014, yang menyatakan bahwa komitmen yang tinggi dari seseorang karyawan akan meningkatkan prestasi kerja. Kemudian, dengan adanya pelatihan ini masyarakat dapat mengurangi masalah tentang limbah hasil industri furniture di Desa Pacellekang 10,11,12. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada pemerintah Desa Pacellekang, khususnya kepala desa berserta jajarannya, para kepala dusun, ketua Bumdes, Para pelaku usaha furniture, tokoh masyarakat serta masyarakat desa pacellekang karena telah memberikan kontribusi yang sangat baik kepada kami. Sehingga kami dapat melaksanakan pengabdian hingga selesai. DAFTAR PUSTAKA 1. Wiadi I, Woelandhary AD, Cempaka G, Samri I. Pelatihan Strategi Pemasaran Untuk Produk Rupa Olahan Serbuk Kayu Bagi Terdampak Pandemik di Yayasan Rumah Sinergi Indonesia. 2022;73602–13. 2. Munawir H, Kuswardhana A, Nandiroh S, Teknik J, Ums I, Yani JA. Analisis Supply Chain Management Industri Kerajinan Sangkar Burung Di Surakarta. Simp Nas Teknol Terap. 2015;32015. 3. Patriansah M, Sapitri R, Aravik H. Pelatihan Industri Kerajinan Batok Kelapa Di Desa Gajah Mati Kecamatan Babat Sumpat Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Coconut Shell Craft Industry Training in Gajah Mati Village , Babat Sumpat District , Musi Banyuasin Regency , South Sumatra Sumpat Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan . Desa Gajah Mati Sebagian besar Idea Pengabdian Masyarakat ISSN Online 2798-3668 Volume 2, Issue 05 September 2022 This is an open-access article under the CC BY International License © Idea Pengabdian Masyarakat 2022 242 masyarakat Desa Gajah Mati memanfaatkan isi buah kelapa menjadi santan , sedangkan untuk batok kelapa bunga dengan pola desain yang masih sederhana . Karena bentuknya yang memiliki bekal dan keterampilan yang mumpuni dalam mengolah batok kelapa. 2022;7282–96. 4. Muhammadin A, Er AC, Ishak S. Isu dan cabaran dalam pembentukan landskap perbankan di Indonesia Suatu kajian teori dan empirik Issues and challenges in the shaping of Indonesia’s banking landscape A theoritical and empirical study. Geogr Malaysian J Soc Sp. 2017;105148–58. 5. Muhammadin A, Ramli R, Nuramal N. Analisis Strategi Generik dalam Industri Perbankan Di Indonesia. Bongaya J Res Manag. 2018;1232–8. 6. Ridjal S, Muhammadin A. Analysis of Influencing Factors Social Environment and Generic Strategies toward Performance of the Banking Sector in Indonesia. J Phys Conf Ser. 2018;10281. 7. Muhammadin A, Ac E, Ishak S. Teknologi maklumat, strategi pembezaan dan prestasi kewangan industri perbankan di Indonesia. Vol. 4. 2015. p. 74–86. 8. Muhammadin A, Ramli R. The Effect of External Environment and Low-Cost Strategy on Financial Performance of Banking in Indonesia. 2019;227Icamr 2018510–3. 9. Muhammadin A. Teori dan Perilaku Ornganisasi. ISBN. 2021. 987–623–342–104–1 p. 10. Wahyudi F. Peran Kompetensi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. J Paradig. 2014;32186–97. 11. Mikawati, Malik MZ. Penyuluhan Kesehatan tentang Cuci Tangan dengan Enam Langkah Pada Masyarakat. Idea Pengabdi Masy. 2022;2022020–3. 12. Febrianti N, Kadang Y, Hikam I. Edukasi Kesehatan t entang Pencegahan Gout Arthritis di Desa Bangga Kabupaten Sigi. Idea Pengabdi Masy. 2022;20132–5. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this FebriantiYulta KadangIman HikamTri dharma of higher education is the obligation of lecturers, and one of them is community service. This service raised the theme of health education on the prevention of gout arthritis. Previously, a Health screening was carried out with the Sheep Indonesia Foundation that the problem found in Proud Village was gout arthritis. Proud Village is a remote area in Sigi Regency. The purpose of this community service is to increase public knowledge about the prevention of gouty arthritis. The method of implementing community service with direct counseling techniques to the community with media flip chart and leaflet. The results of the service, the community is very enthusiastic to listen to the material. Previously, many residents did not know about gout arthritis. This is reflected in the many questions asked regarding the disease. In the evaluation session, the community was given questions and on average the community could answer correctly according to the material provided. The conclusion of community service activities has been carried out smoothly. The community response is very good and it is hoped that the community can prevent the occurrence of gout arthritis, and this community service activity can be carried out regularlyThe purpose of this study is, to analyze conceptually and generic strategy theory whichincludes differentiation strategies, low cost strategies and focus strategies in the banking industry inIndonesia. The influence of structure in generic strategy analysis on the banking industry in Indonesiais very varied. This analysis requires a comprehensive approach and requires an integrated strategy analysis provides an overview problems faced in measuring and evaluating theinternal conditions faced by the company, especially service sector companies namely the bankingindustry with regard to products, costs and focus on running a business. This research can alsodetermine the extent of the bank's actions to win the competition, and provide appropriate conditionsto achieve the company's Ridjal Akhmad MuhammadinThe social environment is a challenge for the banking industry in Indonesia. The dynamic changes of the social environment influence the strategy and performance in the global competition of the banking sector in Indonesia. The objectives of this study are 1 to analyze the influence of the social environment on generic strategies, 2 to analyze the influence of generic strategies on bank performance, and 3 to analyze the influence of the social environment on the performance of the banking sector. Surveys are conducted on 101 banks through a set of questionnaires, which are given to the bank and collected directly by the researcher as well as by post to the president director and director of the banks in Indonesia. Data that have been collected are analyzed by using descriptive analysis, analysis of variance ANOVA, and linear structural relationship LISREL using structural equation models SEM. The results of this study show three paths that influence the social environment, generic strategies, and the performance of the banking sector in Indonesia. First, the social environment that consists of public knowledge about banking, lifestyle society and distribution of public income has a significant influence on the generic strategies, which are low cost and focus. Second, low cost generic strategies and focus have a significant influence on the financial and organizational performance, while the social environment that consists of public knowledge about banking, lifestyle society and distribution of public income has a significant influence on the financial and organizational performance. Therefore, it is important for decision makers of the national banking sector to develop a strategy to enhance profitability and competitiveness of banks given the current memanfaatkan isi buah kelapa menjadi santan , sedangkan untuk batok kelapa bunga dengan pola desain yang masih sederhana . Karena bentuknya yang memiliki bekal dan keterampilan yang mumpuni dalam mengolah batok kelapaGajah Masyarakat Desamasyarakat Desa Gajah Mati memanfaatkan isi buah kelapa menjadi santan, sedangkan untuk batok kelapa bunga dengan pola desain yang masih sederhana. Karena bentuknya yang memiliki bekal dan keterampilan yang mumpuni dalam mengolah batok kelapa. 2022;72 dan cabaran dalam pembentukan landskap perbankan di Indonesia Suatu kajian teori dan empirik Issues and challenges in the shaping of Indonesia's banking landscape A theoritical and empirical studyA MuhammadinA C ErS IshakMuhammadin A, Er AC, Ishak S. Isu dan cabaran dalam pembentukan landskap perbankan di Indonesia Suatu kajian teori dan empirik Issues and challenges in the shaping of Indonesia's banking landscape A theoritical and empirical study. Geogr Malaysian J Soc Sp. 2017;105 maklumat, strategi pembezaan dan prestasi kewangan industri perbankan di IndonesiaA MuhammadinE AcS IshakMuhammadin A, Ac E, Ishak S. Teknologi maklumat, strategi pembezaan dan prestasi kewangan industri perbankan di Indonesia. Vol. 4. 2015. p. dan Perilaku OrnganisasiA MuhammadinMuhammadin A. Teori dan Perilaku Ornganisasi. ISBN. 2021. 987-623-342-104-1 Kesehatan tentang Cuci Tangan dengan Enam Langkah Pada MasyarakatMalik MikawatiMzMikawati, Malik MZ. Penyuluhan Kesehatan tentang Cuci Tangan dengan Enam Langkah Pada Masyarakat. Idea Pengabdi Masy. 2022;2022020-3. Kini serbuk kayu pun juga dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk menjadi bahan bakar alternatif. Bentuknya kini bukan lagi serbuk sisa hasil gergajian batang kayu tapi sudah menjadi pelet siap bakarKediri, Jatim ANTARA - Ada beragam manfaat yang didapatkan dari kayu. Mulai batang pohon, akar, bahkan hingga limbah hasil penggergajian kayu pun juga bisa diolah. Serbuk sisa penggergajian kayu memang sudah sejak lama dimanfaatkan untuk salah satu bahan bakar salah satunya di rumah tangga. Serbuk kayu dipadatkan di media kompor lalu tinggal dibakar dengan tambahan kayu. Itu pun bisa menghemat penggunaan bahan bakar lainnya misalnya elpiji. Bukan hanya untuk rumah tangga saja. Kini serbuk kayu pun juga dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk menjadi bahan bakar alternatif. Bentuknya kini bukan lagi serbuk sisa hasil gergajian batang kayu tapi sudah menjadi pelet siap bakar. Adalah di Kelompok Masyarakat Pokmas Jaya, Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang berhasil "menyulap" limbah kayu menjadi bakan bakar alternatif. Kendati baru dalam hitungan bulan mulai beroperasi, "wood pelet" atau pelet kayu buatan pokmas ini mempunyai pelanggan tetap. Hasil produksi pun bisa tertampung dengan baik ke perusahaan. Ketua Pokmas Jaya, Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Majudi mengatakan ide awal membuat pelet kayu ini karena ada permintaan. Bahan bakar ini dikenal ramah lingkungan dan ekonomis, sehingga ia pun juga berani untuk membuatnya. "Kami berinisiatif membuat wood pelet, mengambil contoh dari luar, dipraktikkan ternyata enak. Harga juga murah," kata Majudi di Kediri, Minggu 5/9 2021. Pihaknya bekerja sama dengan Indo Putra Grup, sebuah perusahaan di Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Perusahaan itu membuat beragam produk, salah satunya adalah kerupuk, sehingga memerlukan bahan bakar untuk mengolah produknya. Bahan baku yang berlimpah serta berbekal dari belajar dari beragam media, membuat Majudi dengan pengurus pokmas lainnya semakin bersemangat. Apalagi saat ini pandemi COVID-19. Orang ada yang kesulitan mencari pekerjaan, namun dengan kerjasama yang apik ini, membuat ia dengan anggota lainnya justru membuka ladang pekerjaan. "Wood pelet itu simpel, ringan. Kadar airnya lebih kering, jadi bisa untuk bahan bakar," kata dia. Sebagai pokmas yang baru menekui usaha pelet kayu ini, ia dengan teman-temannya merasa terbantu sebab produk buatan pokmas bisa tertampung dengan baik. Dengan ini, tentunya ada kepastian aktivitas usaha sehingga anggota yang bekerja pun juga bisa dapat pemasukan keluarga. Memanfaatkan mesin bekas, hasil pelet kayu yang didapatkan tidak mengecewakan. Dari dua unit mesin sehari bisa menghasilkan sekitar 1,5 ton. Jumlah ini memang masih kecil, namun diharapkan ke depan akan semakin berkembang. Hitungan lima bulan, usaha pelet kayu yang dikelola oleh Pokmas Jaya Desa Wonorejo, Kabupaten Kediri ini tetap beroperasi setiap hari. Kini, ada dua mitra yang bekerja sama memasok serbuk kayu itu untuk kebutuhan produksi. Membuat pelet kayu, kata Majudi tidak terlalu sulit. Serbuk digiling jadi lebih halus dicampur dengan batang ketela pohon yang juga digiling halus. Setelah itu, kedua bahan dicampur menjadi satu, digiling berkali-kali hingga menjadi bentuk pelet. Kini, produk itu siap jadi bahan bakar. Murah dan mudah Pemilik Indo Putra Grup Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri Sumadianto mengatakan pelet kayu ini adalah salah satu terobosan bahan bakar alternatif yang cukup murah dan mudah dicari. Murah karena harganya ada selisih lebih efisien ketimbang bahan bakar lainnya dan mudah dicari. Bahan baku pelet kayu ada di sekitar Kediri dan kini sudah bekerja sama dengan pokmas untuk pengiriman bahan bakar alternatif itu. Sumadianto mengatakan dalam menjalankan usaha kerupuk di tempatnya, ia dahulu menggunakan berbagai macam bahan bakar, seperti kayu, cangkang sawit, hingga akhirnya mencoba menggunakan pelet kayu. Hasilnya, dari beragam bahan bakar yang pernah dicoba, pelet kayu sangat ekonomis. Hal itu berdasarkan hitung-hitungan yang telah dilakutan tim akuntansi di perusahaan. Biaya produksi cukup rendah, sehingga ia pun memberikan dukungan ke pokmas mengirimkan pelet kayu ke perusahaan. Harganya Rp750 per kilogram. Ia mengakui kapasitas hasil produksi pelet kayu itu masih kecil, hanya 1,5 ton per hari. Padahal, ia punya kebutuhan yang cukup banyak. Selain untuk bahan bakar di usaha kerupuk, juga bahan bakar di usaha pasta cabai. Alhasil, kini yang memanfaatkan pelet kayu hanya usaha kerupuk, sedangkan untuk usaha pasta cabai masih memanfaatkan kayu bakar. "Kami terbantu dengan ini pelet kayu, karena HPP harga pokok produksi juga bisa turun. Kalau bahan bakar ini lebih panas," kata pria berumur 51 tahun ini. Menggunakan bahan bakar pelet kayu ini tentunya juga harus siap menambah pengeluaran. Bagaimana tidak. Tungku pembakaran dengan bahan baku kayu beda dengan pelet kayu. Namun, itu tidak menjadi masalah bagi Sumadianto. Ia menilai hal ini bisa dimanfaatkan jangka panjang dan sebagai investasi sehingga mengubah tungku pun dilakoninya. Pria yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Agrobisnis dan Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri Kadin Kabupaten Kediri ini juga menambahkan hasil pembakaran dari pelet kayu juga cenderung lebih bersih. Tentunya ini juga tidak terlalu mengganggu lingkungan. Sumadianto menilai peluang usaha industri ini masih sangat terbuka lebar. Saat ini, banyak perusahaan yang melirik memanfaatkan pelet kayu ini sebagai bahan bakar di industrinya. Bakar bakar alternatif yang murah. Apalagi di era pandemi COVID-19 ini, dengan pengeluaran untuk bahan bakar yang mampu ditekan tentunya operasional perusahaan juga bisa lebih dihemat. Ia justru juga memberikan ide agar UMKM bisa memanfaatkan bahan bakar ini. Pemilik UMKM mayoritas memanfaatkan elpiji untuk berjualan, namun dengan bahan bakar ini tentunya lebih bisa menghemat ongkos produksi. Ia juga mengajak serta kepada pokmas lainnya jika berminat untuk ikut serta fokus menggarap bahan bakar alternatif ini. Kelompok masyarakat diutamakan ketimbang industri besar, karena dengan pokmas bisa lebih memberdayakan masyarakat. Terlebih lagi, persaingan usaha di bidang bahan bakar ramah lingkungan ini masih cukup minim di Kediri. Bahkan, dirinya menduga tidak ada lagi yang produksi bahan bakar pelet kayu ini di Kabupaten Kediri. Hal itu ia dengar saat berbincang dengan petugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP Kabupaten Kediri yang mengatakan sebelumnya ada satu pabrik di Kabupaten Kediri yang membuat pelet kayu namun orientasinya ekspor. Kini, perusahaan itu tidak lagi beroperasi. "Menurut saya menarik, bagus peluang ini untuk hidupkan ekonomi masyarakat," kata dia. Sebagai seorang pengusaha, ia juga menilai pendampingan dari pemerintah daerah sangatlah penting, agar usaha kelompok masyarakat bisa lebih berkembang. Namun, ia tahu bahwa hal itu tidak mudah. Dengan semangat yang terus optimistis, ia pun yakin pokmas lainnya juga bisa berkembang. Dukungan Kadin Ketua Kadin Kabupaten Kediri Yekti Murih Wiyati mengapresiasi pokmas yang berhasil membuat bahan bakar alternatif tersebut, dari awalnya limbah kayu ternyata bisa diolah menjadi bahan bakar yang punya nilai ekonomis cukup baik. Pihaknya sebenarnya juga sudah punya rencana untuk ikut melakukan sosilisasi pemanfaatan bahan bakar alternatif, namun karena terkendala PPKM hal itu urung dilakukan. Menurut dia potensi bahan bakar pelet kayu untuk industri maupun UMKM masih berpeluang besar. Penggunaannya juga bisa menekan pemanfaatan bahan bakar lain misalnya elpiji. "Prospeknya bagus, karena juga menyerap limbah jadi bisa dipakai. Ini inovasi yang cukup bagus dan memang diperlukan dalam kondisi seperti ini," kata Yekti. Sumadianto, pengurus Kadin Kabupaten Kediri menambahkan peranan Kadin memang salah satunya mendorong pemulihan ekonomi nasional supaya di Kabupaten Kediri itu terus tumbuh. Untuk itu, perhatian kepada pokmas pun juga sangat diharapkan. Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan pemerintah kabupaten mendukung agar UMKM maupun usaha kecil di kabupaten ini terus maju. Beragam acara dilakukan salah satunya menggelar workshop digital marketing. Namun, pihaknya juga mendukung terkait dengan pengurusan izin usaha bagi yang belum hingga sosialisasi merek usaha. Tutik mengemukakan banyak cara mengenalkan produk salah satunya memanfaatkan digital marketing sehingga penjualan juga mempermudah. "Kami mengajak pelaku usaha Kabupaten Kediri untuk menikmati perkembangan digital melalui marketing untuk pelaku usaha di kabupaten ini," katanya. Sekali lagi, pandemi COVID-19 tidak hanya sarat dengan kisah sedih. Inovasi juga lahir dari pandemi, dan salah satunya adalah kisah positif lahirnya bahan bakar alternatif dari limbah kayu di Kediri. Baca juga Warga Kediri-Jatim diajak hemat energi demi lingkungan Baca juga RI genjot ekspor cangkang sawit dan pelet kayu untuk biomassa Jepang Baca juga Warga Kediri buat sabun berbahan baku madu Baca juga Kementan ekspor perdana "wood pellet" Gorontalo ke Korea SelatanEditor Andi Jauhary COPYRIGHT © ANTARA 2021 Limbah merupakan suatu komponen yang terbuang atau tersisa dari hasil bahan utama yang telah diproduksi, limbah juga diartikan sebagai sampah. Limbah yang dihasilkan pada industri perngerajin kayu menengah setiap bulan nya menghasilkan serbuk kayu yang tidak terpakai mencapai 3-6 karung beras penuh. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut Papan magnesium oksida MgO Board adalah bahan konstruksi yang relatif baru yang digunakan sebagai alternatif dari lembaran semen serat atau panel gypsum. Papan MgO digunakan sebagai alternatif karena efisiensi energi dalam produksi, efektivitas biaya, peredaman akustik, dan sifat tahan api. Dalam proses pembuatan papan magnesium, dibutuhkan bahan kandungan campuran dari magnesium oksida dan magnesium klorida. Magnesium oksida memiliki karakter yang sangat tangguh dalam segi bahan baku pembuatan keramik, antara lainya; tahan terhadap api, memiliki ketahanan permukaan yang kuat, tahan air, kedap suara, tahan terhadap pelapukan disamping itu magnesium klorida memiliki sifat pada senyawa ini dapat mengikat atau mengontrol debu dan tanah. Disamping itu dengan keungulan yang dimiliki senyawa magnesium oksida dan magnesium klorida dapat dijadikan sebagai salah satu pengolahan limbah serbuk kayu menjadi produk alternatif, contohnya lapik gelas. Pada hal ini mendorong cara pengolahan limbah serbuk kayu dengan pencampuran senyawa magnesium oksida dan magnesium klorida menjadi produk lapik gelas untuk meningkatkan nilai guna dan mengurangi limbah serbuk kayu. Identifikasi masalah ini merujuk bedasarkan penjelasan latar belakang, salah satunya yaitu Limbah serbuk kayu yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan dengan penerapan pencampuran magnesium oksida dan magnesium klorida pada pembuatan papan magnesium oksida. Bagaimana cara mengolah limbah serbuk kayu diolah menjadi produk lapik gelas Apa yang bisa kita dilakukan dengan limbah gergajian atau serpihan kayu dari hasil kerja mesin di ruang produksi? Tidak mudah sebenarnya menjawab pertanyaan tersebut. Limbah serbuk gergaji dan potongan kayu mencakup lebih dari 50% dari total volume kayu yang masuk ke pabrik furniture. Sebagai contoh apabila sebuah pabrik setiap tahunnya membeli kayu log sebesar M3, berarti serbuk gergaji yang dihasilkan setiap tahunnya adalah sekitar 780 M3! Konsentrasi terhadap produksi membuat kebanyakan pabrik kurang peduli mencari jalan keluar pembuangan limbah tersebut. Serpihan kayu dari limbah proses log menjadi kayu gergajian atau potongan-potongan kayu dari dalam produksi bisa di daur ulang menjadi produk-produk kecil yang bernilai dekoratif. Atau bagi pabrik yang memiliki Kiln Dryer bisa memanfaatkannya sebagai bahan bakar di ruang pembakaran mesin boiler. Artinya serpihan-serpihan kayu tersebut masih bisa menjadi komoditi perusahaan. masih bisa membantu mengurangi biaya produksi di departemen pembahanan. Solusi paling sederhana dan paling mudah yang saya amati saat ini adalah dengan menjual atau menyerahkan pengaturan pembuangan serbuk dan tatal serpihan dari mesin serut atau router kepada masyarakat lokal. Pabrik yang pada umumnya terletak di daerah luar kota tidak sulit mendapatkan solusi ini karena penduduk di sekitar pabrik bisa menggunakannya sebagai bahan bakar untuk memasak. Mereka bisa juga mengirimkan serbuk dan tatal tersebut ke pabrik kecil yang memproduksi batu bata, genteng, atau keramik sebagai bahan bakar. Beberapa pabrik pembuat MDF dan papan buatan lainnya juga menerima tatal dengan kondisi tertentu. Wlaupun demikian biasanya mereka lebih cenderung memproduksi wood chips sendiri. Bricket Kayu Salah satu cara yang ekonomis dan produktif adalah membuat bricket kayu yang nantinya akan bisa digunakan sebagai bahan bakar. Serbuk dan tatal diberi tekanan tinggi di dalam satu bejana tertutup hingga padat. hasil tekanan padat tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan bakar yang mirip bricket batubara. Saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik yang mengolah limbah dengan cara seperti ini akan tetapi belum bisa memberikan penjelasan detail kepada anda tentang bagaimana dan peralatan seperti apa yang harus disiapkan. Satu waktu akan diusahakan untuk mendapatkan informasi tersebut bagi anda lengkap dengan perkiraan biaya dan kemungkinan hasil yang bisa diperoleh. Cara Menjual Gawang. Subscribe to blog via email. Kualitas papan makin kuat berasal besi, khususnya pada jenis kayu jati. menjual beragam macam ukuran dan keberagaman gawang dengan harga grosir from Cara membeli di sini sangat mudah. Takdirnya anda sudah selesai memilih barang, klik check out selanjutnya, memperbedakan alamat tujuan dia; Subscribe to blog via email. Untuk Menjual Kusen Lumbung Tua, Sira Teradat Menanyai Volume Kayu Yang Akan Dihasilkan Karena Pembeli Merentang Mempertimbangkan Hal Ini Karena Logistik Ataupun Pengangkutan. Pelecok satunya ialah mendaur ulang serbuk gergaji yang merupakan limbah industri kayu menjadi papan sehingga memiliki nilai jual yang tahapan. Cara mengolah abuk gergaji papan menjadi kayu bernilai tangga, ayo coba! Sekiranya mengaryakan kayu jati, maka ketahanannya bisa dulu lama, yakni lebih dari 5 tahun dan tidak mudah dimakan kelekati. Internal Panduan Ini, Kami Akan Menunjukkan Kepada Kamu Dua Desain Rak Jongkok Diy Dan Membantu Anda Memulai Toko. 8 ide bisnis rahim korea yang sedang hits. Jika semuanya telah sopan, klik ok Satu hari momen dia internal perjalan pulang dari desa. Dirinya Membatu Nyawa Tanggungan Dengan Cara Lego Kayu Bakar Di Desa Terdekat Semenjak Rumah Nya. Transportasi adalah keseleo satu hal yang terdahulu untuk dipikirkan dalam memikul gawang jati ini. Cara membentuk rak toko sendiri pecah bahan gawang Sistem ini dibuat dalam salah satu usaha pemerintah indonesia kerjakan mengurangi pembalakan. Kesalahan Pebisnis Tiang Foto Pengrajin Medium Menimbang Kayu. Sedang mencari cara menjual kusen secara online atau promosi gawang online seyogiannya penjualan laku manis? Cara membeli di sini sangat mudah. Biaya proses sertifikasi yang bukan murah menjadi obstruksi bagi sebagian pemohon nan pecah mulai sejak ukm. Secara Estetika, Rak Kusen Makin Menarik Karena Dapat Dibentuk Sesuai Dengan Keinginan Pemakai. 7 mandu cak memindahtangankan flat dengan cepat dan harga memuaskan. Sesak, membuat dan cak memindahtangankan peralatan sport diy bisa menjadi pendirian nan fantastis untuk menghasilkan uang secara online. Subscribe to blog via email. Source

cara mengolah serbuk kayu menjadi papan