Siswayang jujur akan dinilai baik oleh guru, sedangkan siswa yang berbohong dinilai buruk perilakunya. Anak-anak dan guru saling menghargai pendapat ketika pelajaran. Fungsi Nilai Sosial Nilai sosial menjadi kebudayaan yang tetap dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi umum nilai sosial yaitu: Menyumbangkan Seperangkat Norma Sosial Aklasifikasi A. Organ reproduksi dan bentuk daun spermatophyta B. Pola percabangan dan bentuk bunga C. Sistem perakaran dan jumlah biji D. Jumlah mahkota bunga dan pertulangan daun Mengklasifikasika D n spermatophyta Setelah diamati oleh siswa, sebuah tumbuhan X memiliki ciri-ciri kepada kelompok berikut ini : tumbuhan Memiliki daun yang cukup Ciriciri tes yang baik dalam evaluasi pembelajaran.Oleh karena itu makalah ini menjadi penting karena membahas ciri ciri tes yang baik yang patut dijadikan acuan oleh seorang evaluator. 8 mengemukakan bahwa suatu evaluasi memenuhi syarat syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Sekolahyang baik akan menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis - tentang masalah minat manusia, keingintahuan, kesenian, kerajinan, warisan, peternakan, pertanian, dan banyak lagi - dan kemudian melakukannya. memahamkankepada siswa tentang ciri-ciri puisi (Bahasa Indonesia KD 3.6 dan 4.6) Siswa mengamati bagian-bagian puisi yang terdapat pada halaman 5. Siswa lalu menuliskan bagian-bagian puisi tersebut menjadi sebuah bait puisi dan menuliskannya pada kolom yang terdapat pada halaman yang sama. Siswa membaca dan memahami teks informasi tentang cita Setelahmengetahui ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian lebih mungkin Anda akan lebih Mengenali karakteristik siswa tersebut. Sebagai guru sudah sepatutnya Anda memenuhi kebutuhan siswa termasuk dalam memberi perhatian, berilah perhatian kepada mereka dalam bentuk apapun. Semakin baik Anda mengenal mereka, Anda akan memberikan dampak . Home Sekolah Rabu, 29 Desember 2021 - 1334 WIBloading... Guru sekolah sedang membimbing siswanya yang mengerjakan tugas kelompok. Foto/Ist A A A JAKARTA - Bagi para guru tentu ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswanya. Tak hanya mampu mengajar secara baik, guru ideal juga dapat menjadi teman sekaligus pembimbing bagi para siswanya. Jika Anda ingin menjadi guru yang baik, tidak ada salahnya jika Anda mencari tahu kriteria dan ciri guru yang disukai siswa. Jadi, simak penjelasannya di artikel ini!Kriteria dan Ciri Guru yang Disukai Siswa Sebelum lebih jauh membahas tentang ciri guru yang disukai siswa , artikel ini dibuat berdasarkan cuitan Rousyan Fikri, CEO Pahamify di laman Twitter miliknya. Sebagai praktisi pendidikan, Fikri telah merangkum beberapa kriteria yang menjadi cerminan sikap guru profesional dan ideal sebagai pengajar, sebagai berikut Baca Juga Mampu Menyajikan Materi Pelajaran Poin pertama yang menjadi ciri guru yang disukai siswa adalah mampu menyajikan materi pelajaran. Bukannya semua guru mampu menyajikan pelajaran? Memang benar semua guru bisa mengajar, namun hanya guru ideal lah yang mampu menyajikan materi pelajaran. Artinya, tidak hanya mengajar, seorang guru ideal harus mampu menyajikan materi pelajaran dengan cara yang disukai dan mudah dimengerti oleh para menilai, seorang guru harus menemukan cara mengajar yang efektif dan inovatif. Terlebih di masa pandemi seperti ini, selama proses pembelajaran daring, kita tidak pernah tahu bagaimana kemampuan siswa memahami materi yang disajikan secara online. Jika tidak disajikan dalam metode yang efektif, besar kemungkinannya para siswa akan merasa bosan dan meninggalkan kelas. Mampu Mengenali Setiap Siswa Jika Anda ingin dihargai oleh para siswa, Anda juga harus mengenali setiap siswa. Hal ini tentu tidak mudah, mengingat banyaknya siswa yang Anda ajarkan di kelas. Apalagi, tidak semua karakter siswa sesuai ekspektasi atau kriteria yang Anda inginkan. Namun, sebagai sikap guru profesional, Anda harus mengenal setiap siswa yang Anda ajarkan. Baca Juga Tidak harus mengingat nama siswa satu per satu, tapi setidaknya tanyakanlah kabar mereka, dan biasakan ucapkan kata tolong dan terima kasih ketika meminta bantuan mereka. Akan lebih baik lagi jika Anda mampu memahami topik yang sedang mereka perbincangkan, tren hingga kesukaan para Pernah Membandingkan Kemampuan Siswa Tidak bisa dipungkiri jika setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Sebagai seorang guru, Anda tentu akan melihat berbagai kemampuan yang dimiliki siswa. Ada siswa yang berbakat di bidang akademis seperti materi matematika, fisika dan ilmu pasti lainnya. Ada pula siswa yang mampu menyerap materi secara cepat dan rinci. Namun, ada pula siswa yang cenderung tidak tertarik dengan materi akademis, tapi sangat berbakat di bidang seni dan olah di antara ciri guru yang disukai siswa adalah tidak pernah membanding-bandingkan kemampuan mereka. Apalagi membandingkan kemampuan antar generasi. Jadi, jangan pernah melontarkan kalimat “alumni kalian lebih pintar, lebih sukses” dan sebagainya. Alih-alih menjadi motivasi belajar, para siswa justru merasa bosan dan tidak akan memperhatikan materi yang Anda sajikan. guru aplikasi pahamify sekolah pelajar guru belajar Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 21 menit yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu 4 jam yang lalu 50 Ciri Karakteristik Sekolah yang Baik - Sekolah merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pastinya setiap orang tua menginginkan anaknya menimba ilmu di sekolah yang baik dan berkualitas, dapat menjadikan anaknya orang yang bisa memberikan manfaat. Inilah 50 ciri karakteristik sekolah yang baik. Sebuah sekolah yang baik secara nyata dapat meningkatkan kualitas yang ada di dalamnya. Sekolah yang baik beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan sosial. Sekolah yang baik menggunakan setiap sumber daya, keuntungan, hadiah, dan peluang yang dimiliki untuk menumbuhkan siswa dan cenderung melihat lebih banyak sumber daya, keuntungan, hadiah, dan peluang daripada sekolah yang berkinerja lebih rendah. Sekolah yang baik memiliki siswa yang rukun dan mendukung satu sama lain menuju tujuan bersama - dan mereka tahu apa tujuan itu. Sekolah yang bagus menghasilkan siswa yang membaca dan menulis karena mereka mau. Sekolah yang bagus mengakui kegagalan dan keterbatasannya saat bekerja bersama dengan 'komunitas global' untuk tumbuh. Sekolah yang baik memiliki ukuran keberhasilan yang beragam dan meyakinkan — ukuran yang dipahami dan dihargai oleh keluarga dan masyarakat. Sekolah yang bagus penuh dengan siswa yang tahu apa yang pantas dipahami. Sekolah yang baik berbicara bahasa anak-anak, keluarga, dan komunitas yang dilayaninya. Sekolah yang bagus meningkatkan sekolah dan organisasi budaya lain yang terhubung dengannya. Sekolah yang baik memahami hubungan antara rasa ingin tahu, penyelidikan, dan perubahan manusia terakhir. Sebuah sekolah yang baik memastikan bahwa setiap siswa dan keluarga merasa disambut dan dipahami dengan persyaratan yang sama. Sekolah yang baik penuh dengan siswa yang tidak hanya mengajukan pertanyaan besar, tetapi melakukannya dengan frekuensi dan keganasan yang luar biasa. Sekolah yang baik mengubah siswa; siswa mengubah sekolah yang hebat. Sekolah yang baik memahami perbedaan antara ide yang buruk dan implementasi yang buruk dari ide yang baik. Sekolah yang baik menggunakan pengembangan profesional yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas guru seiring waktu. Sekolah yang bagus tidak membuat janji kosong, membuat pernyataan misi yang menyesatkan, atau menyesatkan orang tua dan anggota masyarakat dengan edu-jargon. Itu asli dan transparan. Sekolah yang baik menghargai para guru, administrator, dan orang tua sebagai agen keberhasilan siswa. Sekolah yang baik bersedia 'berubah pikiran' dalam menghadapi tren, data, tantangan, dan peluang yang relevan. Sekolah yang baik mengajarkan pemikiran, bukan kepuasan. Sekolah yang bagus layaknya itu sendiri — membuat teknologi, kurikulum, kebijakan, dan 'bagian-bagiannya' kurang terlihat dibandingkan siswa dan harapan serta pertumbuhan. Sekolah yang baik mengganggu praktik budaya yang buruk. Ini termasuk intoleransi berdasarkan ras, pendapatan, keyakinan, dan preferensi seksual, keberpihakan, dan sikap apatis terhadap lingkungan. Sebuah sekolah yang bagus menghasilkan siswa yang melihat dan mengenal diri mereka sendiri dalam konteks mereka sendiri dan bukan hanya sebagai 'siswa yang baik.' Konteks ini harus mencakup faktor geografis, budaya, berbasis komunitas, berbasis bahasa, dan faktor dan gagasan profesional. Sebuah sekolah yang baik menghasilkan siswa yang memiliki harapan pribadi dan spesifik untuk masa depan yang dapat mereka artikulasikan dan percayai dan bagi dengan orang lain. Sekolah yang bagus menghasilkan siswa yang dapat berempati, mengkritik, melindungi, mencintai, menginspirasi, membuat, merancang, memulihkan, dan memahami hampir semua hal - dan kemudian melakukannya sebagai kebiasaan. Sekolah yang baik akan terhubung dengan sekolah yang baik lainnya - dan menghubungkan siswa juga. Sekolah yang baik lebih mementingkan praktik budaya daripada praktik pedagogis — siswa dan keluarga daripada sekolah lain atau status pendidikan quo. Sekolah yang baik membantu siswa memahami sifat pengetahuan - jenisnya, fluiditas, penggunaan / penyalahgunaan, aplikasi, peluang untuk transfer, dll. Sekolah yang baik akan mengalami gangguan dalam pola dan praktik serta nilai-nilainya sendiri karena siswanya kreatif, berdaya, dan terhubung, dan menyebabkan perubahan yang tidak terduga. Sekolah yang baik akan menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis - tentang masalah minat manusia, keingintahuan, kesenian, kerajinan, warisan, peternakan, pertanian, dan banyak lagi - dan kemudian melakukannya. Sekolah yang baik akan membantu siswa melihat diri mereka sendiri dalam hal pembingkaian historis, warisan keluarga, konteks sosial, dan konektivitas global. Sekolah yang bagus menginginkan semua siswa di tingkat kelas’ Sekolah yang baik memiliki perpustakaan yang bagus dan pustakawan yang mencintai siswa dan yang mencintai buku serta ingin keduanya membuat koneksi yang bermakna. Sekolah yang bagus mungkin memiliki ruang pembuat dan printer 3D serta program seni dan humaniora yang hebat, tetapi yang lebih penting, ruang belajar semacam ini dikarakterisasi oleh siswa dan gagasan mereka daripada 'program' dan teknologi itu sendiri. Sekolah yang baik penuh dengan sukacita, keingintahuan, harapan, pengetahuan, dan perubahan yang konstan. Sekolah yang baik mengakui ketika ia memiliki masalah daripada menyembunyikan atau 'membingkai ulang itu sebagai kesempatan.' Terkadang, terlalu banyak pola pikir pertumbuhan bisa menjadi hal yang buruk. Sekolah yang bagus tidak memiliki pertemuan yang tidak perlu. Sekolah yang bagus tidak mengeluarkan uang hanya karena ada di sana. Sekolah yang baik mungkin menyukai pembelajaran berbasis proyek tetapi lebih menyukai proyek dan siswa lebih banyak mengerjakan proyek. Sekolah yang baik menjelaskan hasil tes dengan jujur ​​dan sesuai konteks. Sekolah yang baik tidak pernah menyerah pada siswa dan bergantung pada pemikiran kreatif dan solusi bagi siswa yang 'menantang' mereka. Sekolah yang bagus tidak takut untuk meminta bantuan. Sebuah sekolah yang baik melihat masa depan pembelajaran dan menggabungkannya dengan potensi masa kini. Sekolah yang bagus tidak menghasilkan siswa dengan sedikit atau tanpa harapan untuk masa depan. Sekolah yang baik memisahkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kompetensi - dan membantu siswa melakukan hal yang sama. Sekolah yang bagus 'memindahkan' siswa berbakat sejauh 'saat mereka memindahkan siswa yang berjuang. Sekolah yang baik mendapat manfaat dari hadiah dan sumber daya siswa dan keluarganya - dan kemudian mendukung hadiah dan sumber daya itu sebagai imbalan. Sekolah yang bagus tidak menguras tenaga guru dan administrator. Sekolah yang baik terasa menyenangkan untuk belajar, mengajar, mengunjungi, dan pengalaman lainnya. Sekolah yang bagus berupaya menumbuhkan guru-guru hebat yang berupaya menumbuhkan semua siswa untuk membentuk dan mengubah dunia mereka. Semoga bermanfaat dan menjadi salah satu referensi untuk memilih sekolah bagi anak-anak. Murid teladan biasanya menjadi panutan atau contoh yang baik bagi siswa-siswi lainnya dalam bersikap dan belajar di sekolah. Yang ditampilkan dari seorang murid terbaik ini adalah sikap yang baik. Sehingga patut dicontoh oleh murid-murid pandangan pelajar, orang tua murid, guru dan pihak sekolah maka predikat siswa teladan adalah predikat yang terhormat dan terpuji. Tidak setiap siswa dengan sembarangan bisa meraih predikat predikat murid teladan sangat ketat. Yang paling dasar meliputi aspek kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Disamping itu meliputi prestasi dalam bidang akademik dan olahraga di sekolah serta aktif dalam organisasi sekolah seperti OSIS, Pramuka dan mampu bersikap baik selama di TeladanApa Yang Dimaksud Murid Teladan?Ciri-Ciri Murid setiap peraturan sekolah yang baca buku dan belajar dengan baik dan dan solusi datang lebih dini ke sekolah sebelum siswa siswi seragam penjelasan guru dengan baik selama murid yang sakitBagaimana Menjadi Murid Teladan? rapi dengan seragam sekolah yang dalam peraturan di kepada Allah guru dan membantu guruMurid TeladanSebenarnya apa yang dimaksud murid teladan? Pengertian siswa teladan di jaman sekarang ini sangat lengkap dan mesti sesuai perkembangan jaman. Siswa teladan mampu menyesuaikan dengan situasi jaman penguasaan teknologi terbaru, dan mampu memiliki penampilan yang stylish. Namun semua itu disertai dengan sikap taat terhadap peraturan sekolah dan mampu bergaul dengan siswa lainnnya dengan akhlak yang teladan mampu menarik perhatian para guru dan murid-murid lainnya. Sikapnya tidak mementingkan diri sendiri dan tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib aturan sekolah. Setiap datang ke sekolah selalu tepat Yang Dimaksud Murid Teladan?Apa yang dimaksud murid teladan? Istilah ini menunjuk murid yang patut diteladani oleh siswa siswi lainnya. Hal ini karena mereka memiliki perilaku dan sikap yang terpuji dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan tersebut mampu bersikap sopan dan hormat pada guru, satpam, penjaga kebersihan, kepala sekolah dan siswa siswi lainnya. Sehingga patut diikuti oleh siswa siswi lainnya. Namun diantara banyak siswa hanya ada satu yang terpilih sebagai pelajar teladan adalah siswa yang mampu bersikap mandiri, percaya diri, dan tak gampang dipengaruhi oleh lingkungan apapun yang negatif. Murid tersebut mampu mengambil hal-hal yang baik dan menghilangkan atau menjauhi hal-hal teladan mampu menjaga sikap yang baik dalam lingkungan sekolah dan menjaga nama baik sekolah. Siswa tidak pernah melanggar aturan sekolah. Namun mentaati setiap peraturan sekolah dengan kemampuan yang dimilikinya dalam segi pengetahuan maupun organisasi hingga bidang olahraga membuat banyak pertandingan atau kompetisi yang dimenangkan oleh siswa teladan yang mampu mengangkat nama baik “Murid Teladan” banyak dijadikan ajang lomba pada setiap sekolah terutama pada saat kenaikan kelas. Siswa teladan yang terpilih umumnya berasal dari kalangan pelajar yang mempunyai prestasi yang baik dalam bidang akademik dan organisasi serta olahraga di sekolah serta mampu berlaku baik. Atas prestasi yang diraih oleh siswa teladan membuat banyak pujian dan sanjungan dari orangtua murid dan guru Murid TeladanSiswa teladan adalah sesuatu yang sangat hebat. Ia mampu berprestasi di dalam lingkungan sekolah dalam bidang akademik maupun olahraga. Pola pikir siswa teladan sangat berbeda dengan pola pikir kebanyakan siswa lainnya. Siswa teladan selalu berpikir untuk tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan sekolah serta tidak pernah bolos selama ini ciri-ciri murid teladan yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, antara lain setiap peraturan sekolah yang berlakuCiri pelajar teladan yang pertama adalah senantiasa mematuhi peraturan sekolah yang berlaku. Seperti datang ke sekolah tepat waktu, mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan fokus, mengikuti pembelajaran tanpa bolos sedikitpun baca buku dan belajar dengan tekunCiri berikutnya seorang siswa teladan adalah bersikap tekun dalam belajar dan hobi membaca buku. Membaca buku adalah kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang belum diketahuinya sama sekali. Hingga bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan serta keterampilan baik dan positifCiri-ciri murid teladan dalam pergaulan sehari-hari di sekolah mampu bersikap menghormati teman-temannya dan guru di sekolah. Perkataan yang diucapkannya selalu bermanfaat bagi lingkungan teman-temannya. Murid tersebut dapat mempengaruhi murid lainnya untuk berprilaku baik sesuai norma dan aturan dan supelTanda seorang murid teladan adalah siswa tersebut sangat menyenangkan dan supel. Siswa mampu bertutur kata yang baik hingga disukai solusi terbaikSiswa teladan juga memiliki ciri mampu memberikan jalan keluar dari setiap masalah siswa lain yang dialaminya. Hal tersebut terkait pemikirannya yang cerdas dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah sehingga menjadi siswa berprestasi datang lebih dini ke sekolah sebelum siswa siswi lainnyaCiri-ciri murid teladan juga datang lebih awal ke sekolah dibandingkan siswa siswi lainnya. Sehingga tidak ada kata terlambat belajar di sekolah. Setiba di sekolah maka yang dilakukannya adalah membersihkan kelas dan seragam lengkapCiri siswa teladan berikutnya adalah senantiasa mengenakan pakaian seragam lengkap sesuai ketentuan penjelasan guru dengan baik selama pembelajaranPada waktu pembelajaran di ruangan kelas membutuhkan sikap konsentrasi yang tinggi dari setiap murid. Hal itu dilakukan oleh seorang calon siswa teladan. Ia sangat mendengarkan secara seksama atas setiap materi pelajaran yang diberikan oleh guru kelas. Sehingga pada saat ujian atau ulangan dapat mengikutinya secara baik dan hasil murid yang sakitCiri siswa teladan berikut adalah pada saat ada salah seorang siswa mengalami musibah sakit maka ia menjenguknya. Bahkan ketika siswa yang sakit tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar untuk biaya berobat maka siswa tersebut menggalang dana dari teman-temannya di sekolah untuk meringankan biaya siswa yang sedang sakit Menjadi Murid Teladan?Lantas bagaimana menjadi murid teladan? Berikut ini beberapa hal yang mesti dilakukan oleh seorang pelajar untuk mendapatkan predikat siswa teladan di rapi dengan seragam sekolah yang lengkapUntuk menjadi siswa teladan adalah dengan senantiasa berpenampilan yang rapi. Seragam sekolah yang dikenakan sesuai yang dikehendaki oleh sekolah beserta atribut dalam akademikUntuk menjadi siswa teladan, hal yang paling utama adalah mempunyai prestasi yang bagus dalam bidang akademik. Misalkan mendapatkan peringkat kesatu dalam nilai raport terbaik di peraturan sekolahTips bagaimana menjadi murid teladan yang paling utama adalah mengikuti peraturan sekolah dengan baik dan benar serta tidak pernah ada niat untuk melanggarnya. Peraturan sekolah dibuat untuk kebaikan siswa itu sendiri. Sehingga hal itu menjadi suri teladan bagi siswa lainnya dalam mematuhi peraturan terhadap aturan sekolah mungkin sebagian dilakukan oleh siswa siswi di sekolah. Adapun alasannya banyak hal. Salah satunya pola pikir yang keliru seperti anggapan aturan sekolah untuk dilanggar. Hal tersebut tidak mencerminkan sikap seorang siswa teladan. Justru merupakan sikap murid yang bermasalah dan tak pantas untuk umum terjadi setiap siswa yang melakukan pelanggaran aturan sekolah akan diberikan sanksi atau hukuman. Dari mulai hukuman ringan untuk jenis pelanggaran ringan, hukuman pelanggaran sedang untuk jenis pelanggaran sedang sampai hukuman berat untuk jenis pelanggaran contoh hukuman ringan adalah berdiri di depan kelas selama mata pelajaran berlangsung. Sedangkan untuk contoh hukuman berat adalah dikeluarkan dari ini pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam lingkungan sekolah, antara lain Siswa bolos sekolahSiswa terlambat tiba di sekolahSiswa tidak mengerjakan tugas PRSiswa bertindak tidak sopan kepada guruSiswa tidak berpenampilan rapi dalam berpakaianSiswa teladan tidak pernah melanggar aturan dari pihak sekolah. Tapi senantiasa mentaati segala peraturan sekolah selama bersekolah di sekolah tersebut. Hal tersebut dapat membuat murid tersebut dapat terpilih sebagai murid teladan atas kedisiplinannya mengikuti setiap peraturan sekolah secara membuat setiap siswa dapat mematuhi peraturan sekolah maka ada berbagai macam cara dilakukan oleh pihak sekolah. Salah satunya adalah pemberian sanksi hukuman bagi yang melanggar aturan sekolah dan memberikan ganjaran baik bagi yang mematuhi peraturan di organisasiBagaimana menjadi murid teladan selanjutnya adalah aktif di berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi sekolah maupun luar sekolah. Seperti OSIS, Pramuka, Palang Merah Remaja PMR,Paskibra, Karang Taruna dan organisasi olahraga dalam lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Hal tersebut juga akan sangat menunjang pembelajaran siswa selama di sekolah dan membuat pandangan guru terhadap murid tersebut sangat mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kemampuan siswa yang baik di masa depan. Karena dengan ikut organisasi akan membuat siswa mampu memimpin orang dengan baik, mampu berbicara di depan umum secara baik serta mampu mengelola acara dengan rapi dan siswa atau murid teladan merupakan harapan setiap orangtua dan murid itu sendiri. Karena akan mendapatkan pujian dan penghargaan baik dari pihak sekolah dan orang-orang di teladan juga akan mendapatkan kedudukan yang istimewa di sekolah. Seperti mendapatkan perhatian lebih dari sekolah, lebih diprioritaskan mendapatkan bantuan beasiswa dan lain sebagainya. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh siswa teladan itulah membuat banyak pelajar bercita-cita menjadi teladan di kata, cara menjadi murid teladan adalah aktif juga di organisasi. Tidak hanya cukup berprestasi dalam bidang akademik di sekolah dengan nilai raport yang sangat bagus. Tapi juga berprestasi dalam bidang olahraga atau organisasi di kepada Allah SWTSalah satu cara menjadi siswa teladan berikut adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Segala perintah Allah swt dijalankan dan tak melakukan apa yang dilarang oleh Allah belajarCara jadi murid teladan selanjutnya adalah dengan rajin belajar. Sesuai dengan kata mutiara rajin belajar akan membuat pintar. Rajin belajar berguna untuk meningkatkan prestasi akademik siswa di sekolah. Seperti bisa menghadapi ujian sekolah dengan hasil yang guru dan membantu guruUntuk menjadi pelajar teladan maka cara yang harus dilakukan selanjutnya adalah senantiasa bersikap menghormati guru dan membantu guru di sekolah. Hal tersebut membuat hubungan antara guru dan murid akan sangat beberapa cara menjadi pelajar teladan. Untuk menjadi seorang murid atau siswa teladan memang bukan perkara mudah. Ada banyak hal yang mesti dilakukan oleh siswa tersebut. Namun dengan kesungguhan hati, kerja keras dan pengorbanan maka semua itu yakni predikat murid teladan bisa dicapainya dengan Juga Bapak dan Ibu Guru, dalam mengajar ada satu hal yang harus kita pahami bahwa setiap peserta didik memliki latar belakang yang berbeda dan cara belajarnya sendiri. Mereka memiliki karakter masing-masing yang terbentuk dari proses pembelajaran yang dilaluinya. Dengan begitu, sebaga guru haruslah mengetahui karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Selain itu, mengenal karakter-karakter peserta didik juga berkaitan dengan cara yang Bapak dan Ibu Guru ambil untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai. Supaya siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran, mari kita pahami bersama karakteristik peserta didik yang unik di artikel ini. Pengertian karakteristik peserta didik Apa itu karakteristik peserta didik? Karakteristik merupakan pengembangan dari kata karakter yang artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. Demikian, maka pengertian karakteristik peserta didik adalah keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. Karakteristik peserta didik pun merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perancangan pembelajaran. Karakteristik peserta didik menurut para ahli Pengertian di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ardhana dalam Asri Budiningsih 2017 11. Karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel penting dalam desain pembelajaran, yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik, termasuk aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka, seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran, ciri-ciri fisik, dan emosi yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pemahaman atas karakteristik peserta didik dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri dari setiap peserta didik, yang nantinya akan menghasilkan berbagai data terkait siapa para peserta didik itu dan sebagai informasi penting untuk pijakan dalam menentukan berbagai metode yang optimal guna mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran. Bagaimana cara memahami karakteristik peserta didik? Dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar 2011 yang ditulis oleh Sardiman, menyebutkan ada tiga macam karakteristik peserta didik yang harus diperhatikan, yaitu Karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal peserta didik, contohnya kemampuan intelektual dan berpikir. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial para peserta didik. Karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan masing-masing kepribadian, seperti sikap, perasaan, dan minat. Lalu, bagaimana cara untuk memahami karakter tersebut? Caranya, Bapak dan Ibu Guru dapat menganalisis lima hal berikut. Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik umum berkaitan dengan budaya, suku, agama, gender, dan latar belakang status sosial yang mempengaruhi sikap dan minat belajar peserta didik. Dengan memperhatikan karakteristik umum siswa, Bapak dan Ibu Guru bisa merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang menjawab kebutuhan unik setiap peserta didik. Kemampuan Awal Khusus Peserta DidikKemampuan awal merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik. Untuk dapat mengetahuinya, Bapak dan Ibu Guru bisa melakukannya secara informal melalui pertanyaan di kelas, atau lebih formal dengan cara memberikan tes. Hasilnya lah yang akan menentukan, apakah peserta didik memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mendapatkan atau mengetahui materi selanjutnya. Gaya Belajar Peserta DidikGaya belajar peserta didik mengacu pada ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana pandangan dan respon mereka pada berbagai stimulus pelajaran yang diberikan. Ciri psikologis yang dimaksud antara lain kekuatan dalam memberi persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya. Bakat Peserta DidikBakat peserta didik merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur oraknya. Meski begitu, keaktifan otaknya sangat ditentukan oleh cara peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan begitu, bakat yang dimiliki peserta didik merupakan salah satu faktor untuk dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Retensi Peserta DidikRetensi, yaitu kemampuan peserta didik untuk mengingat materi yang telah dipelajari. Bapak dan Ibu Guru pun dapat melihat karakteristik peserta didik dari penguasaan atas materi pelajaran, dimana prosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat kemampuan menggunakan daya ingat. Dengan menganalisis karakteristik umum, kemampuan awal khusus, gaya belajar, bakat, dan retensi peserta didik, akan membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik apa saja yang perlu dimiliki peserta didik? Ada berbagai macam karakteristik yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Dalam Modul Belajar Mandiri untuk calon guru yang disediakan oleh Kemendikbud, karakteristik peserta didik meliputi Etnik, tentunya masing-masing peserta didik berasal dari etnis yang berbeda-beda. Kultural, peserta didik sebagai anggota suatu masyarakat tentunya juga memiliki budaya tertentu. Status sosial, peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari status sosialekonomi yang berbeda-beda. Minat, peserta didik memiliki perasaan senang atau suka yang berbeda-beda terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Perkembangan kognitif, setiap peserta didik memiliki tingkat perkembangan kognitif yang berbeda, dan hal ini akan mempengaruhi guru dalam memilih serta menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi dalam melakukan pembelajaran. Kemampuan awal peserta didik bersifat individual, artinya setiap peserta didik memiliki kemampuan awal yang berbeda, sehingga untuk mengetahuinya juga harus bersifat individual. Gaya belajar peserta didik yang visual, auditif, dan kinestetik. Motivasi, masing-masing peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari tiga hal 1 kualitas keterlibatannya, 2 perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik, 3 upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki. Perkembangan emosi, peserta didik dapat merasakan senang/gembira, aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih, takut, dan sejenisnya dalam pembelajaran. Perkembangan sosial, setiap peserta didik memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial peserta didik pun dapat diketahui/dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain dan menjadi bagian masyarakat di lingkungannya. Perkembangan moral para peserta didik dapat dilihat dari 3 tahapan, yaitu Tahap Preconventional 6-10 tahun yang meliputi aspek hukuman dan kepatuhan, atau peserta didik menilai baik dan buruk berdasarkan akibat perbuatan Tahap Conventional 10-17 tahun yang meliputi aspek good boy orientation orientasi perbuatan yang baik, yakni menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh orang lain Tahap Postconventional 17-28 tahun yang meliputi contractual legalistic orientation, yakni orientasi orang pada legalitas kontrak sosial. Perkembangan spiritual, masing-masing peserta didik memiliki kesadaran diri, fleksibel dan adaptif. Selain itu, peserta didik juga cenderung memandang sesuatu holistik, dan cenderung mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi hidupnya. Perkembangan motorik, peserta didik tentunya memiliki perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Bagaimana seharusnya guru menyikapi peserta didik dengan karakteristik yang berbeda-beda? Melalui buku KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK yang merupakan Kumpulan Opini Luaran PLP I FKIP Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung 2022, seorang guru dapat bersikap sebagai berikut dalam menyikapi peserta didik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Selalu bersikap ramah pada peserta didik; Tidak menyalahkan peserta didik jika belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun, apabila peserta didik tersebut memang benar-benar melakukan kesalahan, maka nasehatilah dengan lembut, agar ia tidak merasa disalahkan atau disudutkan dan mengetahui apa yang telah dilakukannya itu. Selalu menawarkan bantuan, karena pastinya setiap peserta didik perlu bantuan dari gurunya; Jadilah guru yang mampu menjadi orangtua pada saat di sekolah sekaligus teman bagi para peserta didik; Selalu memberikan perhatian pada peserta didik, karena bagi mereka perhatian itu menjadi hal yang sangat membahagiakan walau spele. Menerapkan 5S senyum, salam, sapa, sopan, dan santun di sekolah, tidak hanya menjadi tulisan dalam poster yang ditaruh di dinding saja. Jadi, bagaimana Bapak dan Ibu Guru? Apakah selama ini sudah mencoba untuk memahami karakteristik para peserta didik? Dalam proses memahami karakteristik peserta didik, Bapak dan Ibu Guru bisa bergabung bersama Quipper School Premium. Bapak dan Ibu Guru akan mendapatkan berbagai informasi terkait edukasi untuk Guru. Ayo, bergabung sekarang juga! Siswa sekolah menengah, seperti orang dewasa, datang dari tempat yang berbeda secara intelektual, sosial, dan emosional . Guru harus belajar bagaimana bekerja dengan berbagai kepribadian yang menampilkan diri untuk memahami apa yang dibutuhkan setiap siswa. Untuk mempersiapkan diri mengajar di sekolah menengah, biasakan diri Anda dengan ciri-ciri kepribadian umum ini. Ingatlah bahwa setiap siswa dicirikan oleh kombinasi atribut bahkan ketika ada satu yang mendefinisikan mereka lebih dari yang lain. Lihatlah keseluruhan anak dan hindari menggeneralisasi berdasarkan satu sifat. Kejam Setiap sekolah memiliki pengganggu. Mereka cenderung menargetkan mereka yang tidak bisa atau tidak mau membela diri. Selalu ada penyebab mendasar dari perilaku kejam yang memotivasi siswa untuk bertindak—ini dapat mencakup apa saja mulai dari rasa tidak aman yang ekstrem hingga masalah di rumah. Seorang guru seharusnya tidak pernah memecat seorang siswa yang jahat kepada orang lain karena mereka sering membutuhkan bantuan sebanyak korban mereka, kadang-kadang lebih. Penindasan bisa bersifat fisik atau emosional, jadi waspadalah terhadap keduanya. Rajin-rajinlah mengenali bullying segera setelah itu terjadi sehingga Anda dapat dengan cepat mengakhirinya. Ajari kelas Anda untuk membela satu sama lain untuk mencegah intimidasi keluar dari kendali ketika Anda tidak menyadarinya. Setelah Anda mengidentifikasi kecenderungan kejam dalam diri seorang siswa, mulailah mencoba mencari tahu apa yang menyakiti mereka. Pemimpin Semua orang melihat ke arah siswa ini. Pemimpin alami biasanya adalah individu yang antusias, disukai, dan berpengetahuan luas yang memiliki dampak luar biasa pada teman sekelas mereka. Mereka hormat dan dihormati. Mereka mungkin tidak memperhatikan siswa lain yang melihat mereka sebagai contoh karena mereka tidak mencari perhatian. Pemimpin masih perlu dibimbing dan dibina tetapi mungkin tidak membutuhkan jenis bimbingan yang sama dari Anda sebagai teman sekelas mereka. Tunjukkan potensi mereka kepada siswa berprestasi ini dan bantu mereka membuat perbedaan positif di dalam dan di luar kelas Anda. Ingatlah bahwa bahkan siswa yang bijaksana dan berpengaruh pun membutuhkan guru untuk membantu mereka tumbuh. Energik Beberapa siswa memiliki energi untuk cadangan. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi dan bahkan menyebabkan mereka berperilaku tidak baik tanpa sengaja. Aktivitas siswa yang energik, mulai dari memantul terus-menerus hingga gangguan dan kegaduhan yang terus-menerus, dapat menguasai kelas mana pun. Bekerja dengan mereka untuk mengembangkan strategi untuk sukses—mereka mungkin memerlukan akomodasi untuk membantu mereka fokus dan menyelesaikan pekerjaan mereka. Terkadang siswa ini memiliki gangguan perilaku yang tidak terdiagnosis seperti ADHD yang harus ditangani oleh seorang profesional. Terlalu Konyol Setiap kelas memiliki siswa yang mengambilnya sendiri untuk membuat semua orang terhibur — badut kelas . Mereka cenderung menyukai perhatian dan tidak mempermasalahkan hal itu positif atau negatif selama mereka mendapat tanggapan. Siswa yang terlalu konyol sering mendapat masalah ketika mereka membiarkan keinginan mereka untuk menonjol mendapatkan yang terbaik dari mereka dan mereka berhenti mengikuti aturan untuk menghibur. Daripada segera merujuk siswa ini ke administrasi untuk tindakan disipliner, cobalah bernalar dengan mereka. Cari tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka memberikan contoh yang baik daripada selalu berusaha membuat orang lain tertawa. Termotivasi Siswa yang termotivasi secara alami adalah pekerja keras. Mereka berpegang teguh pada standar tinggi dan melampaui dan melampaui untuk mencapai tujuan mereka. Banyak guru senang memiliki siswa yang ambisius karena mereka tidak perlu diyakinkan untuk melakukan yang terbaik tetapi berhati-hatilah untuk tidak mengabaikan kebutuhan mereka. Siswa dengan selera yang besar untuk sukses cenderung memiliki toleransi yang rendah untuk kegagalan dan mungkin tidak adil untuk diri mereka sendiri ketika mereka tidak tampil sebaik yang mereka inginkan. Dorong mereka untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara mendorong diri mereka sendiri dan membuat kesalahan. Berbakat dan Berbakat Siswa dengan kecerdasan di atas rata-rata membawa dinamika yang menarik ke dalam kelas. Mereka cenderung bergerak lebih cepat melalui materi dan menunjukkan keterampilan di luar usia mereka, yang dapat Anda gunakan sesekali untuk memperkaya pengajaran Anda. Namun, ada dua cara siswa lain umumnya menanggapi mereka yang berbakat dan berbakat dan tidak ada yang menguntungkan Mereka mungkin menghindari mereka karena mereka berbeda atau unik atau mengandalkan mereka untuk bantuan akademis. Kedua skenario ini dapat merusak kesejahteraan siswa yang sangat cerdas, jadi perhatikan tanda-tanda mereka dianiaya atau dimanfaatkan. terorganisir Siswa-siswa ini selalu siap untuk kelas. Mengingat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah bukanlah masalah dan mereka mungkin juga tidak membutuhkan bantuan Anda untuk melacak materi mereka. Siswa-siswa ini lebih suka keteraturan dan prediktabilitas dan mungkin mengalami kesulitan berurusan dengan apa pun yang bertentangan dengan ini. Gunakan keterampilan mereka untuk digunakan dengan pekerjaan kelas dan dorong mereka untuk memberi contoh kepada orang lain tentang cara tetap teratur. Jika mereka merasa sulit untuk berfungsi dalam kekacauan dan kekacauan, ajari mereka strategi untuk mengatasi dan beradaptasi. Tenang dan Tenang Beberapa siswa introvert, pemalu, dan menarik diri. Mereka kemungkinan besar memiliki beberapa teman dekat dan sangat sedikit berinteraksi dengan anggota kelas lainnya. Mereka tidak akan selalu berpartisipasi di kelas karena berbagi ide mereka dalam diskusi dan bekerja dengan orang lain jauh di luar zona nyaman mereka. Temukan cara untuk terhubung dengan siswa ini sehingga Anda dapat menilai secara akurat apa yang dapat mereka lakukan, apa yang mereka ketahui, dan apa yang mereka butuhkan. Perhatikan sifat-sifat yang membuat mereka menjadi siswa yang baik dan jangan menghukum mereka karena diam ini mungkin akan membuat mereka semakin kecil kemungkinannya untuk berkomunikasi. Lepas atau Tidak Termotivasi Setiap kelas pasti memiliki siswa yang sering terlihat terputus-putus atau bahkan terlihat malas. Terkadang siswa yang tidak jeli dan tidak partisipatif ini mengalami kesulitan memfokuskan modal mental mereka pada akademik dan di lain waktu mereka hanya memeriksa ketika mereka tidak mengerti. Siswa-siswa ini biasanya tidak terlalu memperhatikan diri mereka sendiri dan akan terbang di bawah radar Anda jika Anda tidak hati-hati. Cari tahu apa yang membuat mereka tidak berhasil Apakah ini masalah sosial? Kendala akademik? Sesuatu yang lain? Siswa seperti ini membutuhkan Anda untuk memperhatikan hierarki atau kebutuhan mereka sebelum mereka dapat menerapkan diri di sekolah karena mungkin ada masalah yang jauh lebih mendesak di pikiran mereka daripada tugas sekolah. Dramatis Beberapa siswa membuat drama hanya untuk menjadi pusat perhatian. Mereka mungkin bergosip atau menghasut untuk membuat siswa lain memperhatikan mereka dan tidak selalu memiliki reputasi yang baik. Jangan biarkan siswa ini memanipulasi orang lain—mereka sering kali mahir memanfaatkan sifat-sifat yang berbeda pada orang untuk mendapatkan hasil. Sama halnya dengan pelaku intimidasi, para siswa ini mungkin hanya menggunakan drama untuk menutupi masalah mereka. Siswa drama mungkin sangat membutuhkan bantuan Anda dan tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Sosial Akan selalu ada beberapa siswa yang tampaknya cocok dengan semua orang. Mereka suka berbicara dan berkembang dalam situasi sosial. Siswa sosial menghidupkan diskusi dan harmoni unik di kelas—gunakan keterampilan mereka sebelum bersosialisasi menjadi tidak terkendali. Mereka memiliki kemampuan untuk menjangkau siswa yang pendiam, memadamkan drama, dan membantu para pemimpin memberikan dampak positif bagi kelas. Guru terkadang memandang siswa ini sebagai gangguan tetapi mereka bisa menjadi tambahan yang sangat berharga bagi sebuah kelompok. Dogmatis Beberapa siswa hanya ingin orang lain tahu apa yang mereka pikirkan. Meskipun niat mereka mungkin tidak untuk membuat Anda atau orang lain kesal, siswa yang berpendirian memiliki kecenderungan untuk menunjukkan kekurangan dan mempertanyakan segalanya, terkadang menggagalkan pengajaran Anda. Mereka sering cerdas dan lebih sadar daripada rekan-rekan mereka, membuat mereka merasa seolah-olah teman sekelas mereka pasti ingin mendengar apa yang mereka katakan dan sering mereka lakukan. Jangan biarkan siswa ini berada di bawah kulit Anda ketika mereka berbicara kembali. Sebaliknya, bimbing mereka untuk menjadi pemimpin. Kacau Beberapa siswa tampaknya tidak dapat tetap teratur. Mereka lupa menyerahkan pekerjaan rumah, tidak mengatur ransel atau loker mereka, dan tidak memiliki keterampilan manajemen waktu yang kuat. Banyak guru memarahi siswa yang tidak terorganisir karena membuat kesalahan padahal mereka seharusnya membekali mereka dengan alat dan strategi untuk organisasi yang efektif. Ajarkan tips organisasi siswa yang tidak teratur seperti Anda akan mengajarkan hal lain sebelum ketidakmampuan mereka untuk menjadi rapi membuat mereka tidak belajar.

ciri ciri siswa yang baik